INFO ANYAR | UAS Mata Kuliah Hukum Bisnis dilaksanakan tanggal 10-06-2016 pukul 14.00 - 15.30 | RKAKL Online Klik Disini | Chek in Online Garuda Klik Disini | Cek Garuda Miles Klik Disini | Materi MK Hukum Bisnis, Lihat Pada Menu Materi Kuliah Hkm. Bisnis |

16 Juni 2011

Mengena Istilah Exposur dalam Dunia Photography

Jujur saja, bagi saya yang baru mau memulai memahami dunia Photography, istilah ini sangat baru dan asing. Selama ini, saya tidak pernah membaca istilah-istilah yang berkaitan dengan dunia ini. Saya cuman melakukan dan mengambil objek foto, itu saja. Saya lihat bagus hasilnya, buat saya...sementara itu cukup.

Tapi ternnyata, itu saja gak cukup. Banyak hal yang harus saya pelajari untuk bisa mendapatkan hasil foto yang memiliki nilai seni yang tinggi

Exposure yang tepat sangat penting dalam mendapatkan mutu foto yang bagus. Banyak orang terjebak dalam filosofi “nanti bisa diperbaiki di komputer”. Seharusnya itu dijadikan sebagai senjata pemungkas, tatkala apa yang anda pikirkan atau konsepkan tidak bisa sepenuhnya diciptakan dengan kamera anda.

Memperbaiki foto di komputer sebetulnya bukanlah jawaban yang paling tepat. Dalam kenyataannya, setiap penyesuaian tone yang dilakukan di komputer, membuat foto lebih terang ataupun lebih gelap, menambah kontras, cropping, dst., akan mengurangi jumlah pixel penyusun foto. Jadi sebetulnya, olah digital itu hanya akan menurunkan mutu gambar karena akan membuang beberapa komponen data.

Jadi hal yang terbaik yang harus dilakukan adalah melakukannya di kamera, memotret dengan setingan yang benar sesuai dengan konsep yang diinginkan.

Metering
Meter di kamera di design agar bisa mengukur kekuatan cahaya di sekitar objek, dan memberikan informasi kombinasi setingan shutter speed dan aperture agar didapatkan exposure yang paling tepat.

Meter di kamera membaca semua data tonal scence objek, seperti seberapa gelap dan seberapa terang, dan secara rata-rata akan disajikan dalam sebuah saran exposure setting berupa garis dengan grafik yang berubah-ubah saat kamera diarahkan ke tempat terang atau gelap. Meter kamera mencoba menemukan nilai rata-rata, dengan pendekatan ke nilai 18% tone abu-abu. Dan memang terbukti, untuk kebanyakan situasi, meter kamera cukup bisa diandalkan.

Tipe-tipe metering
Ada 3 tipe metering:

1. Matrix atau evaluative metering
Tipe metering ini membagi scene ke dalam beberapa (atau banyak) segmen yang masing-masing oleh kamera akan dianalisa brightness-nya dan kemudian dibandingkan dengan sebuah database yang sudah diprogram sebelumnya – database ini berisi ribuan type photographic scences. Dan hebatnya, semua itu bisa dilakukan oleh kamera dalam waktu singkat, bahkan instant. Matrix/Evaluate metering modes, cukup bisa diandalkan, pengukurannya cukup akurat dan sangat berguna khususnya saat di situasi anda menggunakan mode auto-exposure, atau di saat situasi cahaya sering berubah-ubah.

2. Spot Metering
Spot meter membaca brightness dari sebuah titik di tengah-tengah frame. Dengan mode ini, memungkinkan anda untuk medapatkan informasi exposure yang tepat dari sebuah area yang kecil. Spot metering sangat tepat untuk anda yang sudah terbiasa dengan pilihan mode manual saat memotret, dan punya waktu untuk presisi pengukuran yang sangat akurat.

3. Incident Metering
Yang dimaksudkan dengan incident metering adalah sebuah alat tambahan yang fungsinya khusus mengukur cahaya di objek. handheld meter ini dapat memberikan pengukuran cahaya yang jauh lebih akurat daripada apa yang kebanyakan kamera bisa sajikan. Alat semacam ini juga bisa mengukur meter dari sinar-sinar ambient dari scene. Dan alat itu akan menginformasikan setting seperti apa yang perlu anda lakukan di kamera.

Ada beberapa kelemahan penggunaan handheld meter ini. Pertama, anda perlu mengeluarkan biaya extra untuk membeli alat ini. Kedua, anda tidak bisa mendekatkan alat ini ke objek-objek tertentu. seperti pemain konser di panggung, atau ke pipi mentri yang sedang press conference. lol.

ditulis oleh: Erwin Herianto

0 komentar:

Posting Komentar