INFO ANYAR | UAS Mata Kuliah Hukum Bisnis dilaksanakan tanggal 10-06-2016 pukul 14.00 - 15.30 | RKAKL Online Klik Disini | Chek in Online Garuda Klik Disini | Cek Garuda Miles Klik Disini | Materi MK Hukum Bisnis, Lihat Pada Menu Materi Kuliah Hkm. Bisnis |

18 September 2009

Mungkin......Dari Kecoa, Kita Bisa Belajar....!!

Entah kenapa ya, saya paling jijik dengan binatang satu ini. Parahnya lagi, saking rasa takut yang berlebihan, pernah jadi bahan kerjaan temen kantor sampai-sampai aku teriak keras. Laki-laki kok takut KECOA. Juga Entah mulai kapan saya takut sama kecoa, juga gak tau. Yang pasti...sampai postingan ini dibuat, tetep aja liat kecoa itu binatang yang yang menjijikkan

Selain itu kalo sudah ada satu, tiba-tiba juga teman-temannya berdatangan. Entah dari mana asalnya. Jika engkau melihat mereka mati, jangan harap besok kawan-kawannya yang lain tidak muncul. Kata adikku, satu ekor kecoa yang muncul mewakili seribu ekor kecoa lain yang sembunyi. Seperti semboyan para patriot : mati satu tumbuh seribu. Atau, ya, semacam fenomena gunung es... hanya sedikit puncaknya muncul di permukaan laut, maka sebaiknya tiap nahkoda mewaspadai, jangan sampai kapalnya menabrak gunung es yang besar dibawah laut.

Serangga berantena panjang ini termasuk hewan pengurai, ia menyukai tempat-tempat lembab dan basah, dan memakan sisa-sisa makanan atau sampah organik lainnya. Oleh karenanya, tak jarang ia membawa bibit penyakit ke dalam rumah kita. Ia juga hewan bersayap, yang mampu terbang dan merayap dari dinding ke dinding. Hebatnya, ia juga mampu menyelip dari sela-sela benda atau celah-celah jeruji lobang pembuangan air di kamar mandi. Dan ingat satu hal, ia menyukai kegelapan!

Namun demikian, sepertinya kita bisa berguru kepada 'Coro' ini. Belajar untuk mewaspadai perilakunya, yang ternyata banyak ditiru oleh orang jahat, yang sayangnya, kebanyakan mereka adalah para pejabat. Berikut persamaan mereka :
  1. Bukankah para pejabat-penjahat itu selalu menyenangi posisi di tempat yang basah? Ingatlah, jika di suatu organisasi ada suatu bagian yang basah (banyak kans/kesempatan, atau 'sabetan'), maka akan berkerumunlah mereka disana, membentuk koloni.
  2. Seperti juga kecoa, mereka tak peduli apakah yang mereka ambil itu barang halal atau haram, kalau perlu sisa-sisa proyek atau uang-uang kucel dari rakyat miskin pun mereka embat.
  3. Layaknya kecoa, merekalah sumber penyakit perut (kita bisa mual,muntah dan diare) serta alergi ( gatal-gatal dan sesak napas), dari bangsa ini.
  4. Kelakuannya yang lihai, mampu berpindah tempat, licin, akan memudahkan mereka lolos dari ancaman jeruji penjara.
  5. Dunia mereka memang gelap, penuh muslihat dan tipu daya. Kejahatan mereka, akan dilakukan dengan persembunyian yang gulita, tanpa seorang pun tahu. Tidak ada cahaya keimanan di hati mereka.
Ya, begitulah. Semua orang saya yakin benci dengan keberadaan kecoa dan ingin mengusirnya atau bahkan membinasakannya. Mulai dengan pemakaian DDT, Kapur serangga, ampas kopi, campuran borax dengan gula, atau dengan cairan pelembut pakaian. Semua usaha dikerahkan agar mereka tidak ada lagi.Namun yang terpenting adalah, sesungguhnya kita harus sering bersih-bersih, buanglah sampah dari rumah, jaga agar tetap kering dan selalu buat suasana terang benderang. Begitulah selayaknya kita perlakukan pada para pejabat-penjahat tadi.

Akhirnya, biarpun kita kesal karena mereka akan terus ada dan berkoloni, kita harus tetap sabar dalam menghadapi mereka. Dan saya ingin memberitahukan satu rahasia kelemahan mereka kepada anda. Jika punggung dan sayap kecoa itu ibarat jabatan dan kekuasaan para pejabat-penjahat, maka ingatlah, begitu punggung mereka telah terlentang dilantai, begitu sayapnya tertindih badannya sendiri, maka tunggulah...mereka tidak akan pernah bisa bangun lagi. Kekuasaan dan jabatan yang selama ini mendukung pejabat-penjahat, akan tiba saatnya nanti lenyap. Dan itulah saat-saat kebinasaan mereka. Tunggulah...TUNGGULAH.....!

0 komentar:

Posting Komentar